Ghifarid Dzunnuroin, siswa SMA Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan, bangga bisa mengharumkan nama sekolahnya. Ia berhasil meraih juara pertama pada lomba esai kreatif online yang diadakan oleh Center of Students Innovation and Creativity (CSIC), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Era pandemi seperti saat ini ternyata tidak menyurutkan tekadnya untuk tetap mengukir prestasi. Farid, sapaan akrabnya, menulis sebuah esai yang berjudul Pengembangan Aplikasi Pintar Berbasis Smartphone Sebagai Upaya Preventif Dalam Pemutusan Rantai Penyebaran Covid-19.

Siswa yang berkeinginan melanjutkan studinya di Universitas Brawijaya ini mengaku bahwa ide tulisannya berangkat dari keprihatinannya membaca serta mendengar pemberitaan semakin meningkatnya jumlah kasus Corona di negeri ini.

“Salah satu cara yang efektif sebagai upaya pencegahan dan pemutusan rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan memanfaatkan aplikasi yang sudah terinstal dalam smartphone. Sosialisasinya pun tidak akan sulit, karena hampir semua orang di Indonesia adalah pengguna smartphone.”

Dalam esainya, Farid menguraikan tentang pentingnya memanfaatkan teknologi. Dengan mengembangkan aplikasi yang bisa diakses dengan mudah di smartphone, diharapkan bisa menjadi sarana edukasi dan informasi kepada masyarakat tentang Covid-19 sehigga tingkat keberhasilan upaya preventif terhadap penyebarannya bisa diminimalisir.

Lomba yang bertajuk Caring in The Times of Corona ini memiliki beberapa kategori lomba, diantaranya Lomba Poster Kreatif, Video Kreatif, dan Esai Kreatif. Even tingkat nasional ini diikuti oleh 500 peserta dari kalangan pelajar SMA sederajat se Indonesia.

Tahap awal kegiatan lomba ini adalah pendaftaran dan pengumpulan karya yang dimulai pada tanggal 1-30 Mei 2020. Setelah melewati tahap penjurian, akhirnya pada tanggal 9 Juni 2020 pemenangnya diumumkan melalui akun media sosial Instagram PKM Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Apa yang diraih oleh Farid mendapat perhatian dari Bapak Kepala Sekolah, Nur Kakim, M.Pd. Beliau mengaku bangga karena meski kegiatan belajar siswa di sekolah harus diganti dengan belajar dari rumah, namun salah satu siswanya mampu menunjukkan bahwa Corona bukanlah sebuah halangan untuk tetap berprestasi  di manapun berada.

J. Al Farisy

*Penulis adalah penggiat literasi di Lamongan