PESANTRENKU

Pesantren, tugasmu belum usai,
Dari rahimmu lahir pencerah-pencerah negeri,
Dari dirimu terpancar sinar-sinar Ilahi,
Dari dirimu kemanusiaan dan ketuhanan, melebur menjadi sosok-sosok panutan,
Kau bak mata air bening yang mengalirkan hidayah dan pencerahan Ilahi yang tak bertepi,

Pesantrenku,
Keragaman Indonesia kau mulyakan,
Jati diri bangsa kau bela hingga akhir nafasmu,
Islam Indonesia kau bahanakan,
Menggelegar kepelosok nusantara,
Menggema di seantero negeri

Pesantrenku,
Air mata benig itu terus mengalir mencerahkan, mencahayakan hakekat kearifan,
Kau pembimbing suci keimanan umat ini,
Tak lekang oleh panas,
Tak lapuk oleh hujan,
Karena ayat-ayat suci dan sunah nabi selalu menjadi tarikan nafas sucimu,

Pesantrenku,
Kau tak boleh sembunyi di lorong-lorong sunyi peradaban dan terkurung oleh ruang dan waktu,
Kau harus bertengger di pusaran peradaban,
Karena hakekatnya, kau adalah peradaban itu sendiri,

Pesantrenku
Kau harus jadi pengendali peradaban,

SUKA DI ATAS DUKA

Dengan langkah gontai
Kutelusuri jalan berliku
Mengiringi waktu
Inikah nasibku
Sukaku dalam angan
Dukaku dalam genggaman
Di tengah jalan
Aku tersenyum pada setiap orang
Aku tinggalkan kesengsaraan
Kuperlihatkan pada semua orang
Bahwa aku sedang senang
Namun…
Apakah orang mendengar
Aku merintih kesakitan
Menahan perih dalam sukma
Mencari kebahagiaan sesungguhnya
Inikah gambaran hidupku
Suka di atas duka

SAAT IBU MENGHILANG

Kemana aku pulang saat ibu telah hilang tanpa bayang?
Kemana aku memeluk cinta saat ibu telah tak berkeluk tiada?
Kemana aku mengemis kasih saat ibu sudah berselimut kain putih?
Kemana aku memohon do’a saat sang ibu telah tak berdaya?
Kemana lagi aku mengusap air mata saat pundak ibu terbaring lemah di bawah tanah?
Kemana lagi aku mencari sayang saat sang ibu sudah tenang di alam layang?
Kemana, Tuhan??
Saat yang ku sebut ibu sudah menghilang
Ya Allah,
Jadikan surga adalah tempat pulang ibuku nanti

 

*Penulis adalah siswi kelas XI MIPA-2 SMA Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan. Karya antologi puisinya yang telah terbit adalah Sajak dari Bilik Pesantren.