Oleh : Jadid Al Farisy

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering mendengar atau bahkan sering menuturkannya sendiri, sebuah ungkapan motivatif tentang pentingnya sebuah proses. Kata-kata tersebut lumrah kita dengar dari siapapun dan dalam konteks apapun juga, betapa pentingnya menghargai sebuah proses. Tidak ada yang salah memang, namun seringkali kita lupa satu hal, bahwa sebenarnya yang paling penting adalah lebih pada apa saja yang sudah kita lakukan dalam proses tersebut.

Orang yang sudah berjibaku memeras keringat dalam menjalani sebuah proses, bersusah payah baik fisik maupun fikirannya, dan jatuh bangun dalam menjalani alur hidup yang telah digariskan Tuhan, tentu saja ia lah yang sejatinya telah meletakkan ruh dalam pemaknaannya terhadap sebuah proses.

Memaknai proses itu sendiri pada hakekatnya tidak hanya sekedar teori saja yang bisa dengan sangat mudah diucapkan. Namun lebih dari itu, begitu banyak orang yang pandai berteori namun gagal ketika harus menjalaninya secara langsung. Meskipun sisi baiknya, bisa saja orang yang hanya pandai berkata-kata, sesungguhnya ia telah berada dalam titik menghibur diri, sehinga ketika ia terjengkal dalam sebuah titian jalan, terlempar dari lintasan cita-cita dan harapan, tidak terlalu dalam lah jurang kekecewaan yang ia rasakan.

Jika berbicara sebuah proses, banyak hal yang bisa kita jadikan i’tibar, misalnya saja dari sebuah batu akik. Siapa mengira bongkahan batu yang kasar dan sepintas tidak mempunyai kegunaan apa-apa ternyata setelah melewati sebuah proses panjang, batu tersebut berevolusi menjadi sebuah benda yang bernilai tinggi baik dari segi estetis maupun ekonomis.
Sebelum menjadi benda yang berharga, berpenampilan layaknya batu mulia, ada tahapan-tahapan yang mesti dilakukan dalam mentreatment batu akik tersebut. Mulai dari pengirisan hingga pemolesan yang pastinya membutuhkan waktu yang tidak singkat, butuh keuletan dan ketelatenan dan harus pula ditangani benar-benar oleh expertnya.

Kita bisa mengibaratkan proses tersebut dengan kehidupan manusia. Untuk menjadi orang sukses, maka semua butuh proses. Ibarat seorang yang awalnya hanya seperti bongkahan batu bertekstur kasar, tidak mempunyai aji di masyarakat, nyatanya kalau ia mau di poles dengan keadaan yang bisa membuatnya terus belajar, maka tidak mustahil jika suatu saat ia akan berubah menjadi bening jiwanya dan halus budi pekertinya sehingga menjadi seseorang yang sukses di bidangnya.
Selain itu, ada lagi pelajaran berharga yang bisa kita petik dari mentadaburi batu akik. Dari sudut pandang yang lain, kita bisa mengasosiasikan proses pemolesan batu mineral tersebut dengan perilaku manusia. Untuk menjadi seorang yang benar-benar berkilau layaknya permata di hadapan Tuhan, Ia harus sabar menerima ujian-ujian kehidupan, ia harus benar-benar ihklas menjalani polesan-polesan takdir Tuhan, baik yang berupa kesulitan maupun kemudahan.

Gresik Kedhaton,  September 2021

*Penulis adalah guru Bahasa Jawa SMA Unggulan BPPT Al Fattah Lamongan. Cantrik di Komunitas Literasi “Jam’iyah Al Qohwah M.B.S.R”.